Sehun membacakan jimat saturnus 12 tepat di telinga Luhan. Luhan terlihat tidak bisa bergerak bahkan mengeluarkan suaranya. Ini benar-benar menyebalkan! Dan sekali lagi Luhan mengumpat guru Lyn atas musibah yang Ia dapat.
“Bolehkah Aku menciummu, Lu”
“Mmmmm!”
“Kau mau?” Sehun menggoda lagi.
“MMMM!”
“Astaga, Luhan. Aku tidak percaya bisa menciummu!”Sehun semakin mendekatkan bibirnya menuju bibir Luhan. Dan…
My Medicine
Pairing: Hunhan Ver (GS)
Chaptered | T+, Spiritual, Fantasy & Romance
Author’s Hunhananjani
Also posted in Fanfiction.net
“Luhan Si Murid unggulan di sekolah penyihir ditugaskan membuat Obat Cinta sebagai tugas untuk ujian kelulusan. Untuk membuat obat itu, dibutuhkan rasa cinta dari laki-laki bernama Sehun. Namun hubungan mereka sangat buruk sejak pertama kali bertemu‼ lalu bagaimana hasil ujian Luhan..?!”
Chapter 2 – The First School
Luhan mungkin saja akan memberikan obat agar laki-laki dihadapannya ini mati secara mendadak. Bayangkan saja kejadian beberapa menit yang lalu, Ia bahkan sudah berpikir kalau Sehun akan menciumnya. Tapi, laki-laki ini hanya memberikan jitakan di kepalanya. Bodoh! Pikiran macam apa itu.
Sosok itu menautkan alisnya, dia memandang ke wajah Luhan yang menatapnya kesal. Ah, mungkin Sehun terlalu berlebihan menggoda Luhan. Sehun melepaskan jimatnya dan melihat Luhan yang langsung terduduk lemas. Sehun berpikir, penyihir wanita benar-benar lemah tanpa obat.
“Kau lemah sekali tanpa obat sihirmu itu, Luhan.”
Laki-laki dihadapannya ini memang sengaja membuatnya kesal bukan main. Luhan mendengus semakin jengkel ketika kata-kata itu kembali didengarnya. Ya! Kenapa harus ada laki-laki seperti itu di dunia ini? Astaga, ia benar-benar sangat kesal sekarang.
DUGH!
“Argh! Apa yang kau lakukan, Luhan?!”
“Apa itu sakit, Sehun-ah?”
Luhan tersenyum puas, saat melihat Sehun yang meringis menahan sakit di kakinya. Ia tidak bermaksud untuk menginjak kaki itu, hanya saja ingin membalas dendam karena laki-laki ini terus mengejeknya. Apa itu sama? Hahaha.
“Dasar perempuan gila! Tanpa aku jawab pun, kau pasti sudah tahu bagaimana kerasnya kaki mungilmu menginjak kakiku!”
Luhan mendengus pelan, dan tanpa ia sadari, kakinya kembali menendang lutut Sehun. Bagaimana bisa laki-laki ini menyebutnya perempuan gila. Dan apa yang diucapkannya tadi? Laki-laki ini mengejek kakinya? Kurang ajar!
“Oh, Astaga! Kau ini monster, Luhan!!”
“Aku terima pujianmu, Sehun-ah.”
Ia tersenyum puas, melihat wajah Sehun yang merasa kesakitan dua kali karena ulahnya. Luhan keluar dari kamar Sehun dengan wajah berseri-seri. Kyuhyun tahu bahwa anak sulungnya itu sudah mendapatkan balasan yang setimpal dari perbuatannya. Hahaha, hiperbola? Tapi memang itu yang pantas diucapkan olehnya.
Lee Sungmin, sudah siap dengan seragam baru Luhan untuk sekolahnya besok. Peraturan yang diterapkan untuk kelulusannya adalah bersekolah di sekolah khusus manusia biasa. Tanpa sihir, obat dan jimat. Luhan satu sekolah dengan Sehun. Ia juga harus berangkat dan pulang sekolah bersama Sehun. Tugas kelulusannya ini berat sekali, jika berhubungan dengan penyihir gila yang menggunakan jimat itu.
“Luhan?”
“Ada apa, Nyonya Lee?”
“Besok hari pertamamu di sekolah manusia biasa, Anakku. Lebih baik kau tidur lebih cepat.”
“Ah, ya. Aku akan tidur sekarang.” Luhan membungkuk dan masuk ke dalam kamarnya. Ia begitu bersemangat untuk menunggu besok pagi.
Setelah Luhan masuk ke dalam kamarnya, Sungmin menghampiri Sang suami yang duduk sambil menyeruput white coffee-nya. Sungmin duduk di samping Kyuhyun yang menatap khawatir ke arah Sang Istri. Wanita yang sudah menemani hidupnya selama 20 tahun ini, sangat jarang menampilkan raut wajah ketakutan seperti ini.
“Apa yang kau takutkan saat ini, Sayang?”
“Kyuhyun-ah, kau tahu tentang surat yang diberikan oleh Amber, bahwa Neraka kuno akan diperbarui di bumi,’kan?”
“Ya, Aku tahu, Sayang. Tenanglah.”
“B-bagaimana bisa Aku tenang, Kyuhyun! Batu merah yang kau tanamkan di dalam tubuh Sehun adalah incaran mereka!”
“Batu merah itu juga ada dalam tubuh Luhan, Sungmin.”
Sungmin mendadak lemas mendengar ucapan suaminya. Batu merah yang menjadi incaran Vintage, pemburu dari Neraka kuno yang bisa melakukan berbagai cara agar batu merah itu didapatnya. Itu berarti, nyawa Sehun dan Luhan terancam. Ini bukan berita bagus.
“Apa yang harus kita lakukan, Kyuhyun-ah.”
“Kita hanya bisa menunggu perintah Kim Lyn, Sayang,” Kyuhyun mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangannya. “ Sekarang kita hanya bisa menjaga Sehun dan Luhan agar tidak diketahui oleh para Vintage. Yah, meskipun cepat atau lambat Vintage itu akan tahu keberadaan kita.”
Walau tinggal di lorong kota buangan, keluarga OH memiliki rumah yang cukup besar. Kehidupan mereka pun sama seperti kehidupan manusia biasa. Tuan Oh bekerja di salah satu perguruan tinggi sebagai dosen. Sedangkan Nyonya Lee, bekerja sebagai Ibu rumah tangga saja. Mempunyai anak tunggal, tidak membuat kehidupan mereka kesepian. Sehun anak yang penurut dan sayang dengan keluarganya. Sehun juga anak yang sangat cerdas di sekolah sihir maupun sekolah manusia biasa. Cukup membanggakan.
Aroma Pancake sudah tercium ke mana-mana. Sehun yang baru saja keluar dari kamar lengkap dengan seragam sekolah, turun dengan cepat untuk menghampiri Ibunya. Tapi, baru beberapa anak tangga yang Ia turuni, Ia terperangah menatap sosok perempuan yang menggunakan seragam sekolah khas SOPA sama sepertinya. Rambutnya yang dibiarkan tergerai bebas. Cantik sekali.
Luhan merasa ada seseorang yang memperhatikannya dari belakang. Ia yang membantu menyiapkan sarapan, lantas menoleh ke belakang dan mendapati Sehun yang menatapnya intens.
“Apa yang kau lihat, Tuan Sehun?”
Luhan terkekeh melihat sikap salah tingkah Sehun dan menoleh ke kanan dan ke kiri. Apa laki-laki ini sangat kagum melihatnya?
“Percaya diri sekali. Aku hanya khawatir kau ada memasukkan sesuatu ke dalam makananku.”
“Sudah tertangkap basah, tidak mau mengaku.”
“Apa kau pikir Aku memperhatikanmu, hah? Jangan bermimpi.”
“Tsk! Kau pikir Aku tidak tahu? Kau bahkan berdiri seperti orang bodoh di sana hanya karena melihatku menyiapkan sarapan.”
“Kau…”
“Duduk dan makanlah dengan tenang!”
Sehun dan Luhan terdiam. Mereka tahu, kalau suara Sungmin sudah keluar maka bisa saja perang dunia akan terjadi. Sungmin nampak dingin hari ini. Ya, pikirannya masih berkecamuk tentang informasi yang diberikan oleh Yixing.
“Makanlah yang banyak, Luhan.Hari ini pertama kamu masuk di sekolah yang sama seperti Sehun.”
“Baik, Nyonya Lee.”
Luhan berniat untuk pergi ke sekolah sendiri. Ia bahkan ngotot membawa botol-botol obat sihirnya untuk perlengkapannya terbang. Tapi, lagi-lagi Sungmin melarangnya. Karena selama Ia bersekolah di SOPA, Ia tidak boleh menggunakan sihir apapun..
“Menyusahkan sekali menjadi manusia biasa.”
Mulai tiga bulan ke depan, Ia harus terbiasa hidup tanpa obat. Pergi sekolah menggunkan bus dan berkutat dengan buku-buku tidak menentu. Merepotkan!
“Aku berangkat, Nyonya Lee.”
“Luhan bisa berangkat sekolah sendiri? Lebih baik dengan Sehun.”
“Ah! Tidak perlu, Aku bisa sendiri.”
“Hati-hatilah kalau begitu, Luhanku sayang.”
“Ya.”
Daripada Ia harus bertemu dengan manusia menyebalkan itu, lebih baik berangkat sendiri. Ia benar-benar mengumpat dengan kehidupan manusia yang menyusahkan. Menunggu di halte dengan kerumunan yang sangat banyak, membuat tubuh mungilnya terhimpit ke mana-mana.
“Busnya terlalu penuh! Aku naik bus berikutnya saja.”
Ia harus mengumpat lagi dan lagi. Bagaimana bisa Ia menunggu bus yang sedari tadi selalu penuh dengan penumpang. Ia tidak merasa tubuhnya terlalu mungil, tapi kenapa orang-orang bisa saja menerobos tubuhnya yang ingin masuk ke dalam bus. Sial!
“Argh! Jadi kapan aku bisa naik bu—”
“Apa yang kau lakukan?”
“Sehun!? Apa ini yang namanya bus? Aku dari tadi menunggu, tapi tidak bisa naik!”
“Kalau tidak naik bus, kita bisa terlambat!”
Sehun menarik tangan Luhan untuk masuk dengan cepat ke dalam bus yang baru saja datang. Sehun menghimpit tubuh Luhan ke dalam kukungannya. Luhan yang masih terkejut akibat dorongan seseorang, lantas menarik seragam dan bersembunyi di dada bidang Sehun. Sehun membelalakan matanya kaget. Detak jantungnya tiba-tiba berdetak sangat kencang. Sehun ingin memeluk tubuh Luhan, tapi Luhan cukup sadar dan melepaskan tangannya yang menempel pada seragam Sehun.
“Sehun, apa yang mau kau lakukan!?”
“A-aku hanya merasa kasihan, kalau ada makhluk sekecil dirimu dan tak berdaya akan hancur.”
Dia mulai lagi. Apa laki-laki ini hanya senang mengejek tubuhnya? Lihat saja nanti, Ia akan membuat obat penakluk agar laki-laki ini selalu mematuhi perintahnya. Hitung-hitung memberi sedikit pembelajarana, agar dia tidak seenak jidat menghinanya.
“Kau ingat ‘setting’ di sekolah,’kan?”
“Mudah saja. Menjadi sepupu yang selama ini belajar di laur negeri.”
“Bagus.”
“Hidup menjadi manusia biasa itu menyusahkan!”
TAK!
“Berhenti mengeluh dan jalani saja. Kau mau tidak lulus ujianmu?”
“Yaa! Sakit bodoh! Kau pikir membuatmu jatuh cinta padaku itu sulit.” Luhan meringis kesakitan karena jitakkan halus di kepalanya.
Sehun mencibir, tapi tidak bisa menutup kemungkinan ia kembali tersenyum. Gadis di depannya ini memang menarik. Percaya dirinya benar-benar lebih tinggi. Tapi, kalau benar ia jatuh cinta kepada gadis ini, ia tidak bisa mencari pasangan dari batu merah dalam tubuhnya. Sehun yakin, Luhan tidak memiliki batu merah dalam tubuhnya. Itu berarti jodohnya bukan Luhan.
“Jangan percaya diri! Lagi pula itu tidak seberapa dengan kau menginjak kaki dan menendang lututku!”
Lonceng sekolah berbunyi, tepat saat Sehun dan Luhan sampai di gerbang tinggi itu. Sekolah yang cukup besar dan berada pada jajaran elite ini merupakan pilihan Ayahnya. Ia tahu, Kyuhyun merupakan dosen cerdas di Yonsei University, cukup mudah memasukkannya ke dalam sekolah elite ini.
Sehun dan Luhan tidak sekelas. Luhan di kelas II-B, sedangkan Sehun di kelas II-A. Guru Ahn yang mengajar kelas II-B, sudah siap membawa buku tebal dengan ratusan halaman di dalamnya. Guru Ahn juga membawa seseorang di belakangnya.
“Selamat pagi anak-anak! Kita kedatangan murid pindahan dari Amerika. Perkenalkan dirimu, Luhan”
“Selamat pagi, saya Luhan pindahan dari Amerika,” Luhan membungkuk dan tersenyum kepada calon teman-teman barunya. “Saya juga sepupu dari Sehun.”
Terdengar jelas bahwa teman barunya, banyak yang membicarakannya. Ia tahu, Sehun cukup populer di kalangan siswa-siswi di SOPA. Ia juga tahu, bahwa laki-laki bernama Sehun yang sekarang menjadi sepupu bohongannya itu memiliki fans yang cukup err menyeramkan. Yeah, mungkin saja.
“Sepupu?”
“Sejak kapan Sehun memiliki sepupu?”
“Ayahnya bahkan anak tunggal dan tidak mempunyai saudara!”
“Ah, maaf. Mungkin kalian tidak tahu, bahwa Ayah Sehun memiliki kakak di gunung Hima—”
“Luhan‼ Senang berkenalan denganmu. Ayo duduk di sampingku!”
Luhan terkejut, saat gadis berambut sebahu dengan dimple manisnya itu memintanya untuk duduk di sampingnya. Ia tentu saja mau. Luhan melirik ke arah guru Ahn, dan guru Ahn menyetujui itu. Ia mengabaikan pertanyaan teman-temannya, saat guru Ahn juga sudah menginterupsi untuk fokus pada pelajaran.
“Zhang Yixing.” Gadis berdimple ini tersenyum sembari mengulurkan tangannya untuk bersalaman.
“Luhan. Senang berkenalan denganmu, Yixing-ah.” Luhan mengulurkan tangannya juga untuk berjabat tangan dengan teman barunya bernama Yixing.
“Err, bisakah kau tidak menyebutkan identitas keluarga Sehun sembarangan?”
“Maksud—”
“Kediaman Vampire bahkan keluarganya tidak boleh ada yang tahu, Luhan.” Yixing membuka buka tebal itu dan memasang kacamatanya. Semakin cantik.
“Kau tahu tentang keluarga Sehun?!”
“Dirimu pun aku tahu.”
TBC
Thankseu, buat pengunjung yang menjadikan Mushroom Fanfiction sebagai tempat bacaan. Sudah meluangkan waktu untuk membaca FF gaje ini dan memberikan apresiasi. Untuk FF My Medicine Chap 2 ini, sedikit diambil alur-alur dalam per-anime-an. Kalau ada kesamaan cerita harap dimaklumi.Terimakasih buat kalian semua ^^